riautoday.com-Batam-PT PLN (Persero) siap membangun saluran kabel laut sepanjang 1,16 kilometer (KM) bertegangan 20 kiloVolt (kV), yang akan menghubungkan Batam dan Pulau Buluh di Kepulauan Riau, Jumat (24/11).
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Riau & Kepulauan Riau (UIDRKR) Agung Murdifi mengatakan pembangunan saluran kabel laut ini bagian dari program dedieselisasi atau penonaktifan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). Hal ini dilakukan guna menekan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk mencapai target net zero emissions pada 2060.
“Ke depan, listrik akan dipasok dari sistem kelistrikan PLN Batam melalui Saluran Kabel Laut Tegangan Menengah (SKLTM) sehingga warga di Pulau Buluh dapat menikmati listrik 24 jam yang lebih andal dan berkualitas,” ujar Agung.
Adapun, pasokan listrik Pulau Buluh saat ini masih dari PLTD Pulau Buluh dengan kapasitas 400 kilowatt (kW) dan hanya menyala 14 jam setiap harinya.
Agung menambahkan, sejalan dengan peta jalan yang telah direncanakan, PLN siap membangun jaringan kabel yang dibentangkan di dasar laut dengan pemberat sepanjang 1,16 kilometer sirkuit (kms) untuk menghadirkan listrik 24 jam bagi warga Pulau Buluh.
“PLN memiliki roadmap untuk mengembangan sistem kelistrikan di Kepulauan Riau. Pembangunan SKLTM bertegangan 20 kV di Pulau Buluh ini merupakan bagian dari rencana kerja tersebut,” kata Agung.
Agung menjelaskan dengan kondisi geografis dan infrastruktur yang terbatas tidak menyurutkan semangat petugas PLN untuk melaksanakan pembangunan kelistrikan bagi masyarakat.
“Pembangunan SKLTM di Pulau Buluh ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2023 mendatang,” jelas Agung.
Semangat PLN untuk mewujudkan sistem kelistrikan yang mandiri, andal dan bersih diselaraskan dengan konsep pembangunan energi hijau. Hal tersebut juga menjadi bagian komitmen PLN menghadapi berbagai tantangan serta mendukung upaya pemerintah dalam transisi energi.
“PLN terus berkomitmen untuk melakukan transisi energi bersih di Tanah Air sebagai upaya menciptakan masa depan yang lebih baik. Nantinya, secara bertahap PLTD di beberapa lokasi akan diganti menggunakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan dan bisa menyala 24 jam,” pungkas Agung.