riautoday.com-Pekanbaru- Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Riau & Kepulauan Riau berkolaborasi bersama Komunitas Daur Ulang (Dalang) Collection, Masyarakat Pelestari Lingkungan (Mapel) serta Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa) menggelar aksi bersih lingkungan dan olah sampah menjadi barang bernilai guna. Kegiatan yang menjadi bagian dari program Green Employee Involvement ini dilaksanakan di Lapangan TMC Rejosari, Pekanbaru, pada Selasa (5/6) dan diikuti oleh seluruh Insan PLN di Pekanbaru.
Aksi nyata yang dilakukan PLN ini dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah yang dapat menurunkan kualitas kehidupan masyarakat, dan tentunya selaras dengan capaian Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (TPB) 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru, Drs. Ingot Ahmad Hutasuhut mengapresiasi langkah PLN yang ikut berkontribusi nyata kepada lingkungan melalui aksi bersih lingkungan dan olah sampah secara serentak.
“Di Pekanbaru setiap harinya produksi sampah cukup besar, sampah yang ada di kota kita ini pindahkan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pemerintah Kota membutuhkan dana sebesar 60 milyar pertahunnya hanya untuk memindahkan sampah dari Kota Pekanbaru ke TPA. Kami mengapresiasi rekan-rekan PLN karena telah membawa entitas pengelolaan sampah di Hulu. Sampah ini merupakan bagian dari lingkungan dan kini para pegiat lingkungan sudah mulai mengelola sampah menjadi produk yang memiliki nilai,” ujar Ingot.
Apresiasi juga disampaikan Pemerintah Provinsi Riau yang diwakili oleh Pejabat Fungsional Penyuluh Lingkungan, Ina Mulyani, aksi bersih lingkungan oleh PLN ini tidak hanya berdampak pada pelestarian lingkungan tetapi juga sangat membantu pemerintah daerah dalam upaya mengelola sampah di Riau.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada PLN dan Komunitas Bank Sampah serta masyarakat pelestari lingkungan yang telah mewujudkan program pengelolaan sampah sehingga sampah bisa dikelola menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai. Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan telah menetapkan kebijakan pelestarian fungsi lingkungan hidup dan salah satunya memberikan kebijkan tentang pengelolaan sampah. Kami berharap PLN bersama Pemerintah dapat terus berkolaborasi sehingga pengelolaan lingkungan khususnya pengelolaan sampah dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat,” ujar Ina.
General Manager PLN UID Riau & Kepulauan Riau, Parulian Noviandri mengatakan, Kini tugas PLN bukan hanya bertugas memberikan pasokan listrik yang andal dan berkualitas ke masyarakat, tetapi juga memastikan ikut serta memastikan kelestarian lingkungan.
“Momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN ingin memberikan langkah nyata terjun ke masyarakat dan berkolaborasi dalam transisi energi melalui penanganan sampah. Program ini juga wujud Implementasi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG),” ujar Parulian.
Parulian menjelaskan, Program Green Employee Involvement ini adalah wadah yang di inisiasi untuk meningkatkan jiwa kepedulian pegawai PLN agar terlibat secara aktif sebagai relawan dalam program peduli lingkungan. Dengan kepedulian ini diharapkan juga pegawai dapat menjadi influencer bagi stakeholders dan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan.
“Kami menargetkan mengumpulkan 1.535 kg sampah, lalu kami pilah dan dari situ sampah tersebut bakal diolah menjadi barang berdaya guna dengan kerja sama dengan kolaborator. Dalam kegiatan ini Dalang Collection yang dikoordinir oleh Ibu Soffia Seffen menampilkan produk-produk daur ulang dari limbah anorganik serta mendemonstrasikan cara mengolah limbah menjadi Ecobrick, tas, dompet, furniture dan aksesoris lainnya,” ujarnya.
Parulian menambahkan, sampah-sampah yang dikumpulkan akan langsung dipilah antara yang high value dan low value, juga organik dan anorganik untuk selanjutnya dikirimkan ke pihak kolaborator pengolah sampah. Nantinya, sampah dipilah dan didaur ulang menjadi barang berdaya guna. Di antaranya sampah plastik menjadi furniture, kerajinan, dan batako. Sedangkan, sampah organik diolah menjadi kerajinan, pakan ternak dan pupuk cair.
“Melalui aksi ini bukan hanya teratasi dengan baik persoalan sampah tetapi menambah value sehingga masyarakat di sekitar kita pun turut merasakan dampak ekonomi sirkular,” tutur Parulian.